Aku kasih tau lagi semua cerita yang aku buat bukan pengalaman pribadi, melainkan 100% karangan. Dan ceritaku pakai sudut pandang pertama biar lebih gampang ceritanya.

Cerita ini berawal dari ibu Kelly yang bernama Cynthia ketahuan sedang tidur dengan pembersih kolamnya yang bernama Erik sehingga ayah Kelly bernama Gerald menceraikan Cynthia tanpa harta gono-gini, dan juga semua teman-teman arisan ibunya serta suami mereka mengejek ibu Kelly sebagai seorang pelacur sehingga Kelly ingin membalas dendam. Kalau mau tahu caranya dendam Kelly terbalas, simak sampe abis ya…. Cuma sampe 9 seri, dan ini seri ke 3.

Setelah beberapa hari sehabis pembalasan dendamku yang pertama ke Tuan Sinclair, vagina dan anusku mulai pulih. Kini saatnya untuk membalas dendam kepada orang kedua dalam daftar pembalasan dendam yaitu Dr. Akers. Dr. Akers itu berumur 47 tahun, kepalanya botak, memakai kacamata, kulitnya sawo matang, wajahnya biasa-biasa saja, tapi biarpun begitu badannya lumayan berisi. Sebenarnya aku gak mau membalaskan dendamku pada Dr Akers karena dia selalu baik padaku sejak aku masih kecil tapi tetap saja aku harus membalas dendam karena istrinya yang bernama Jeanette sering mengatakan aku dan ibuku adalah pelacur, dan lagipula aku ingin memberi hadiah pada Dr. Akers karena dia sangat baik padaku.

Ternyata kesempatan datang sendiri karena sore ini giliran aku check up kesehatan dengan Dr. Akers, betapa senangnya aku karena tidak perlu waktu lama untuk membalas dendam pada orang kedua. Aku sampai di rumah sakit, dan bertemu dengan suster Betty, dia menyuruhku masuk ke ruangan Dr. Akers, setelah itu dia menyuruhku melepaskan semua bajuku dan memakai baju pasien yang seperti baju operasi itu, kemudian dia pergi. Tak lama kemudian, pintu terbuka dan Dr. Akers masuk dengan baju dokternya.
“hi, Kelly, bagaimana kabar kamu?”.
“baik dok, rasanya udah lama gak ketemu pak dokter”.
“gimana kabar ibu kamu?”.
“baik-baik aja kok,,,”.
“kayak lo peduli aja”, pikirku. Aku tau kalau Dr. Akers sering memperhatikan tubuh ibuku yang seksi itu, setiap kali ada kesempatan pasti Dr. Akers mencuri-curi pandang ke tubuh ibuku. Kemudian dia mengecek mata, telinga, dan hidungku seperti biasa.
“hmm, sekarang badan kamu jadi seksi begini”.
“makasih dok, dokter perhatiin aku ya?”.
“mana mungkin aku gak perhatiin kamu, kamu kan cantik, dan aku yakin bukan aku yang pertama kali mengatakan itu”.
“ah, dokter bisa aja”.
“ini akan berjalan lancar dan mudah”, pikirku.
“nah sekarang, tarik nafas yang dalam”.

Lalu dia menyelipkan stetoskopnya ke dalam baju pasien kemudian dia menaruhnya di dadaku. Rasa dingin langsung menerpa kulit payudaraku karena stetoskopnya itu, dia menaruh stetoskopnya di dada kanan dan kiriku bergantian untuk mendengarkan nafasku.
“ok, sekarang kamu buka baju, aku mau mengecek payudaramu”. Tak disangka kesempatan yang bagus datang sendiri kepadaku. Lalu aku meraih ke belakang leherku untuk melepaskan tali, setelah itu bajuku terlepas sehingga tubuhku yang putih mulus serta montok terlihat jelas oleh Dr. Akers. Kemudian Dr. Akers memijat-mijat dan meremas-remas kedua buah payudaraku serta mencubit-cubit putingku.
“kondisi dadamu bagus, malah bagus sekali”, dan dia tersenyum.
“ok, sekarang taruh kakimu disini, kita akan mengecek vaginamu”. Lalu aku menaruh kedua kakiku di tempat yang sudah disediakan sehingga kakiku menggantung di udara dan vaginaku yang merekah terpampang jelas seolah menantang Dr. Akers untuk menjamahnya.

Lalu Suster Betty masuk ke dalam ruangan.
“dokter, sudah mau tutup, saya pulang duluan, selamat sore”.
“dewi fortuna memang memihakku”, pikirku dalam hati.
“baik, Suster, saya juga akan pulang sehabis ini”. Lalu Suster Betty keluar dan menutup pintu, kemudian Dr. Akers memakai sarung tangan karet dan setelah itu Dr. Akers memasukkan 2 jarinya ke dalam vaginaku yang sudah mulai basah, aku menahan-nahan rasa nikmat akibat 2 jari Dr. Akers yang ada di dalam vaginaku.
“hmm, sepertinya selaput daramu sudah robek, sudah berapa kali kamu melakukannya?”.
“mmmm, aku,,,,aku,,,”.
“ayolah, bilang kepadaku”.
“udah 3 kali, dokter gak bakal bilang ke ibuku kan?”.
“tenang aja, aku gak akan bilang ke ibumu”.
“tapi dok, selama 3 kali aku melakukannya dengan teman-temanku, mereka hanya memasukkan penisnya ke dalam vaginaku lalu menyemburkan sperma mereka dalam waktu cepat, jadi aku gak ngerasain nikmatnya orang ngesex”.
“jadi, kamu mau ngerasain?”.
“mau banget dok”.

Lalu Dr. Akers bangkit dan mengunci pintu, kemudian dia melepaskan sarung tangan karetnya dan jas dokternya, setelah itu dia kembali duduk di depan selangkanganku yang terbuka lebar.
“sekarang aku akan memijat klitorismu”, lalu dia menjilat jempolnya.
“nah, ini dia klitorismu”, kemudian dia memulai mengelus-elus pelan klitorisku dengan jempolnya yang basah itu.
“oohhh,,,aahhh,,,terus,,,dok”. Sementara itu, dia memasukkan 2 jarinya ke dalam vaginaku dengan tangan kirinya.
“sudah seharusnya begitu, klitorismu penuh dengan jutaan sel yang sangat sensitif dengan rangsangan, apakah kamu sering masturbasi?”.
“maksud dokter, memainkan vaginaku sendiri”.
“ya, seperti itu, sudah sewajarnya gadis seumurmu melakukannya dan apakah kamu pernah sampai klimaks?”.
“pernah sih, tapi tidak sampai klimaks”, aku pura-pura lugu.
“baiklah, kita akan coba membuatmu orgasme”.

“apa puting kamu sensitif?”.
“ya, aku pikir begitu, karena jika tersentuh sedikit saja pasti langsung mengeras”.
“baik, kalau begitu, aku ingin kamu memilin-milin putingmu sendiri”.
“ok dokter, tapi dokter juga jangan berhenti ya”.
“ok, tapi sekarang aku akan melakukan yang lain, tenang saja ini gak akan sakit”. Lalu Dr. Akers mulai menjilati vaginaku yang sudah kucukur sehingga hanya bulu-bulu yang menghiasi vaginaku dan menyapu sekitar selangkanganku sementara aku memilin-memilin dan menarik-narik kedua putingku sendiri. Dan ketika lidahnya menyentuh vaginaku.
“dr. Akers!!”.
“kenapa, kamu ingin aku berhenti?”.
“jaaangaan berhenti, rasanya sangat nikmat”. Lalu dia memajukan wajahnya lagi ke selangkanganku dan mulai menjilati vaginaku lagi, memasukkan 2 jarinya ke dalam vaginaku dan memijat klitorisku lagi dengan jempolnya, sedangkan aku terus memilin-milin putingku sendiri.

Dr. Akers terus menjilati vaginaku, memijit klitorisku, dan mengorek-ngorek vaginaku. Aku merasa nikmat diperlakukan seperti ini.
“oooh, Dr. Akers,,,!!”, desahku.
“badanku mulai terasa geli”. Aku tau kalau aku akan orgasme, tapi aku ingin Dr. Akers mengira kalau aku baru mengalami orgasme yang pertama kali.
“oh, dokter!! Oh!!! OH!!”. Mungkin karena dia dokter jadinya dia tau kalau aku akan orgasme sehingga dia melipat gandakan semua perlakuannya terhadapku karena dia menginginkan badanku meledak mencapai orgasme.
“ooohhh!!! aaahhhh!!!! uuuuuhhh!!! aaaahhh!!! “, desahku.

Dr. Akers menunggu dengan sabar, sementara 2 jarinya masih mengorek-ngorek bagian dalam vaginaku. Tak lama kemudian, aku orgasme dan cairanku mengalir keluar dari vaginaku membasahi 2 jari Dr. Akers.
“oooh, dokter,,, aku gak pernah merasa kayak tadi,,, sangat nikmat”.
“itu namanya orgasme, Kelly”. Dr. Akers menatapku dan tersenyum.
“sudah kubilang, gak ada yang salah denganmu”.
“mmmmhh,,,”, desahku karena aku masih merasa sedikit lemas akibat orgasme yang hebat tadi.
“aku merasa lebih segar, dok”.
“oh, ada satu hal lagi yang harus kulakukan, untuk memastikan kamu baik-baik saja”.
“terserah dokter aja deh,,,”

“ini berjalan dengan baik”, pikirku karena aku tau apa yang akan dilakukannya. Dengan cepat, Dr. Akers membuka celananya beserta boxernya lalu menyuruhku menurunkan kakiku dan mengambil posisi doggy style. Aku melakukannya, dan Dr. Akers naik ke ranjang, setelah itu dia mulai mengelus-elus kepala penisnya itu di sekitar vaginaku yang sudah basah akibat cairanku sendiri.
“ini gak akan sakit, Kelly”.
“benar dokter, ini terasa sangat nikmat”. Ini sesuai rencanaku, tapi sekarang masa bodoh yang penting nikmat. Dr. Akers menempelkan kepalanya ke bibir vaginaku.
“apa dokter akan menyetubuhiku?
“ya, Kelly, aku akan menyetubuhimu”.
“yaudah, terserah dokter, aku sih ikut aja,,,”. Lalu dia mulai memasukkan penisnya ke dalam vaginaku yang masih sempit secara perlahan. Aku menutup mataku untuk merasakan betapa nikmat ketika vaginaku menelan penis Dr. Akers senti demi senti secara perlahan sampai penis Dr. Akers tertelan semuanya oleh vaginaku.

“ooohhh,,,dokter, penis dokter sangat besar”. Penis Dr. Akers benar-benar membuat vaginaku terasa penuh sesak, tapi aku sangat suka jika vaginaku benar-benar terasa sesak oleh penis. Dr. Akers mulai memompa penisnya keluar masuk vaginaku yang sangat sempit sehingga aku merasakan vaginaku menjepit penisnya dan seolah-olah menelan penis Dr. Akers.
“ooohhhh,,,, dokter!!”, desahku ketika Dr. Akers terus memompa penisnya keluar masuk vaginaku.
“ada apa, Kelly?”, tanya Dr. Akers, dia mencoba untuk menahan nafsunya.
“apakah dokter sering ngebayangin menyetubuhi ibuku seperti ini,,?”.
“apa?”.
“aku sering melihatmu memperhatikan ibuku. Apa dokter ingin menyetubuhinya?”.
“kenapa kamu tanya seperti itu, sayang?”, tanya Dr. Akers sambil terus menggenjot vaginaku, sepertinya dia sangat suka dengan vaginaku karena mungkin dia merasa penisnya dipijat oleh dinding vaginaku.
“aku hanya penasaran,, gak apa-apa kok kalau emang bener”.

“baiklah, jawabannya iya, aku sangat ingin menyetubuhi ibumu, dan aku yakin semua laki-laki juga begitu. Ibumu sangat sexy, tapi apa kamu tau?”.
“apa?”. Tiba-tiba dia menghujamkan penisnya ke dalam vaginaku dengan sangat keras.
“kamu lebih seksi dari ibumu”.
“mmmmhhhh,,,”, desahku senang. Lalu dia menyuruhku untuk berbaring dan menaruh kedua kakiku di pundaknya, kemudian dia melipat gandakan tenaga genjotannya sehingga rambut kemaluannya menyentuh klitorisku setiap kali dia menghujamkan penisnya ke dalam vaginaku, sementara aku memilin-milin putingku lagi.
“ooohh,,,,teeeruuusss,,,jangannn,,, berhenti, rasanya aku akan orgasme lagi!!!”.
“oohh,, ayo Kelly sayang, siram penisku dengan cairanmu yang hangat itu!!”. Dr. Akers menggenjotku lebih cepat dan keras keluar masuk vaginaku yang sudah basah, sekarang ruangan hanya terdengar suara desahan-desahanku dan bunyi kecipak setiap kali Dr. Akers memompa masuk penisnya ke dalam vaginaku.

Lalu tanganku kujatuhkan ke samping ke kasur dan mencengkram pinggir kasur karena orgasme akan melanda tubuhku.
“Uhhhh,, OHH!!! AAHHH!!!”, desahku ketika aku mencapai orgasme. Sepertinya Dr. Akers ingin aku menikmati orgasmeku karena dia menurunkan frekuensi genjotannya, mukaku merah karena orgasme yang sangat dahsyat tadi. Tak lama kemudian, kurasakan penis Dr. Akers berdenyut-denyut di dalam vaginaku, lalu Dr. Akers mulai mempercepat genjotannya.
“Kelly,,”, desahnya pelan seolah-olah dia menahan orgasmenya sendiri.
“kamu gak minum obat anti hamil kan?”.
“nnnggak dok,,hhh,hhh”, jawabku terengah-engah.
“kalau begitu aku akan menyemburkan spermaku ke wajah kamu”. Lalu dia memompa penisnya ke dalam vaginaku beberapa kali, tapi sepertinya dia sudah tak kuasa menahan orgasmenya, jadi dia langsung mencabut penisnya keluar dari vaginaku dan turun dari ranjang. Dengan cekatan, aku langsung bangun lalu turun ranjang kemudian aku jongkok dan mengulum penis Dr. Akers serta mengocoknya. 3 menit kemudian, akhirnya Dr. Akers orgasme dan spermanya menyembur ke dalam mulutku, tak kusangka spermanya sangat banyak sehingga ketika sudah tidak tertampung di mulutku, aku melepaskan kulumanku dan tentu saja semburan spermanya yang hangat menerpa wajahku. Mungkin ada 5 kali semburan sperma menerpa wajah cantikku sehingga wajahku dipenuhi spermanya, sementara sperma yang ada di mulutku, sudah kutelan hingga tak bersisa

“dok, spermanya kok banyak banget sih?”.
“aku kan minum obat khusus”.
“oh ya, dokter kan punya banyak obak ya. Permisi dok, aku mau cuci muka”.
“oh, gak usah Kelly”.
“emangnya kenapa dok?”.
“sperma kan bisa bikin kulit lebih halus dan kencang”.
“oh, gitu ya dok, yaudah deh, aku gak jadi cuci muka”. Lalu aku mengusap wajahku agar spermanya merata sehingga wajahku terlihat licin karena sperma Dr. Akers. Kemudian aku menjilati sperma yang tersisa di kepala penis Dr. Akers.
“sperma dokter rasanya enak banget”. Setelah itu aku mengulum batang penisnya dan memasukkan buah zakarnya ke dalam mulutku lalu menelusurinya dengan lidahku.
“Kelly, aku akan menulis resep obat anti hamil untukmu, jadi jika kita ngelakuin ini lagi, aku bisa menyemburkan spermaku ke dalam vaginamu yang sangat sempit itu”. Lalu kubiarkan penis Dr. Akers meluncur keluar dari pinggir bibirku, kemudian aku mengemut kepala penisnya dan menjilati kepala penisnya.
“aku tunggu sperma dokter”. Lalu aku memakai bajuku dan keluar ruangan kemudian aku pulang dengan wajah yang penuh sperma yang sudah mengering, sampai di rumah aku menulis di diaryku tentang persetubuhanku dengan Dr. Michael Akers dan tentunya dibumbui dengan unsur paksaan. Setelah menulis diaryku, aku tidur sambil merencenakan pembalasan dendam selanjutnya.